Minggu, 26 April 2015

Presiden Harapan Rakyat



Presiden Harapan Rakyat
Oleh : Kosim Rahman
Pergantian pemerintah sudah terjadi pada 20 oktober lalu, Joko Widodo sebagai presiden dan Jusuf  Kalla sebagai wakil Presiden yang sudah mendapatkan mandat dari rakyat Indonesia untuk menjalankan roda pemerintahan selama lima tahun. Pergantian pemimpin atau pemerintah juga berimbas pada pergantian kebijkan yang sudah menjadi jargon politik pada saat kampanye. Apresiasi terhadap pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono yang telah memberikan warna terhadap pemerintahan dan masyarakat pada umumnya, serta keberhasilan dalam bidang ekonomi.
Merupakan amanat sekaligus mandat terhadap Jokowi dan JK, yang diklaim sebagai orang yang popilis, merakyat dan sederhana, dan digadang-gadang akan meperbaiki serta memajukan bangsa selama satu periode ini. Ditambah dengan beberapa aspirasi yang datang dari semua kalangan agar pemerintahan yang baru mampu mengubah situasi Indonesia kearah yang lebih baik. Jokowi dan JK dengan segala kemampuan dan kerjasama yang apik dengan kementerian yang sudah bentuk dengan sebutan “kabinet kerja” diyakini akan mengangakat derajat bangsa di mata Nasional dan Internasional.
Pemerintahan yang baru ini, tentunya tidak akan terlepas dari banyaknya intrepretasi dalam menyuroti kenerja pemerintahan Jokowi-JK, terutamanya media massa, dikarenakan terpilihnya Jokowi-JK juga tidak terlepas dari peran aktif media massa dalam memberikan informasi objektif tentang calon Presiden dan Wakil Presiden yang dikenal “blusukanya” ini.
Selama masa kampanye, Jokowi-JK berjanji akan memperbaiki Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan, dan yang tidak kalah penting adalah Jokowi akan memperbaiki kelautan yang dikenal dengan sebutan “Maritim”. Janji itu rasanya mustahil untuk diwujudkan tanpa adanya reformasi Birokrasi, perbaikan Infrastruktur yang menunjang perbaikan tersebut.
Presiden RI yang ke 7 ini, banyak disoroti oleh negara-negara Asing karena memiliki ke-khas-an, blusukannya serta kesederhanaanya yang tidak dimiliki oleh pemimpin pemimpin negara lainnya. Gaya blusukan ini sangat berpengaruh terhadap elektabilitas yang hampir tidak tertandingi. Blusukan Presiden akan mementukan jalanya bangsa lima tahun, dan selalu berdampingan dengan rakyat Indonesia.
Riuh dan tepuk tangan di pemerintahan baru mewarnai jalanya proses pelantikan dan pasca pelantikan di gedung DPR RI. Momentum itu tidak mungkin disisiakan oleh pasangan Presiden dan Wakil Presiden, dimana seluruh masyarakat Indonesia juga sangat bangga dengan hadirnya tokoh nomor satu di Republik Indonesia ini.
“Kerja keras dan kerja cerdas”, sebuah kalimat sederhana yang cukup mengegerkan di telinga masyakat hari ini. Maka dengan ini Jokowi-JK selama masa pemerintahannya harus betul-betul mengabdi pada bangsa dan negara, dengan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan “Gotong Royong”.
Harapan rakyat terhadap presiden yang baru ini, dapat membawa bangsanya lebih bermartabat, dan di hargai oleh bangsa lainnya. Kritik konstruktif yang datang masyarakat mudah-mudahan tidak diabaikan dan tidak lagi dijadikan pencintraan yang bertumpu pada meningkatnya elektabilitas semata, dan juga presiden juga tidak merasa alergi dengan yang namanya kritik. Tentunya kritik yang membangun dan dalam memberikan solusi terhadap permasalah bangsa yang dicintai ini.
Karena tidak mudah memperbaiki bangsa tanpa adanya kometmen serta antusiasme yang tinggi dari pemimpin dalam membangun negara. Maka percepatan terlaksanya program Presiden, akan berpengaruh terhadap kecerdasan kehidupan bangsa. Serta bidang-bidang lain, baik pendidikan, ekonomi, dan terciptlah kemakmuran dan kesejateraan masyarakat Indonesia.  
Maka dari situ presiden dan wakil presiden harus betul-betul membuka mata dan telinga agar aspirasi masyarakat tidak diabaikan, namun sebaliknya dan dilaksanakan. Espektasi dan tingkat kepercayaan publik yang sangat tinggi ini, haruslah dijadikan vitamin bagi pemerintahan yang baru, serta peran aktif dari masyarakat untuk mengontrol jalan pemerintahan Jokowi-JK